Indramayu - Memperingati Hari Hak Asasi Manusia (HAM) sedunia setiap 10 Desember, Ratusan massa yang mengatasnamakan Barisan Oposisi Rakyat (BOR) Indramayu, Jawa Barat, Sabtu (10/12). Melakukan unjuk rasa menuntut aparat kepolisian dan militer agar tidak melakukan tindakan represif dan segera mengusut kasus-kasus pelanggaran HAM.
Ratusan massa aksi tersebut berduyun-duyun mulai dari kampus Universitas Wiralodra, lalu mendatangi kantor Polres dan kantor Dandim Indramayu, sambil meneriakkan penegakkan HAM harus dilaksanakan dan menolak segala bentuk represifitas aparat.
"Lawan represifitas aparatur penegak hukum, baik polisi maupun tentara!" Ujar Koordinator Lapangan (Korlap) aksi, Samsudin, dengan lantangnya.
Sementara, di dalam barisan massa aksi, hadir juga Sekjen BOR, Sahali, tak henti-hentinya memberikan semangat. Menurutnya, aksi perdana BOR ini memperlihatkan gerakan nyata terbentuknya oposisi rakyat khususnya di Indramayu untuk terus mengawal kebijakan-kebijakan pemerindah daerah.
"Hari ini harus menjadi momentum bebas represif untuk Indramayu, baik Kapolres ataupun Dandim harus meminta maaf terhadap masyarakt Indramayu mengingat prilaku militer dan polisi slama ini. Usut tuntas oknum pelanggar HAM," tegas Sekjen BOR, Sahali, di tengah-tengah masa aksi.
Massa aksi BOR dari berbagai elemen seperti PBHBM Indramayu, SBI-KASBI, FNB, SBMI, PMII, GMNI, KMDHI, BEM UNWIR, BEM KAMMI, dan Karang Taruna Puntang, berhasil ditemui Kapolres Indramayu, Rudi Setiawan, Ia pun berjanji akan menampung semua aspirasi dan tuntutan dari massa aksi.
"Kami siap untuk menindak anggotanya ketika melakukan pelanggaran dalam mlaksanakan tugas-tugasnya, dan mulai hari ini siap untuk tidak melakukan tindakan represif," kata Kapolres Indramayu, Rudi Setiawan.
Akhirnya massa aksi membubarkan diri secara damai, danmengaku akan terus mengingat dan menagih janji dari Kapolres Indramayu untuk menindak pelanggaran HAM dan tidak melakukan aksi represif terhadap para aktifis dan masyarakat Indramayu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar