BOR-INDRAMAYU – Ribuan pengunjuk rasa yang menggelar aksi Rabu (18/1) menyegel pintu gerbang gedung DPRD Indramayu di Jalan Sudirman Indramayu, Jawa Barat.
Massa yang jumlahnya ribuan orang itu berasal dari Desa Cikedung Lor, Cikedung Kidul, Sukaslamet, Kroya dan sekitarnya serta Desa Cantigi. Mereka tergabung dalam KP-STI (Komite Persiapan – Serikat Tani Indramayu), KMDHI dan BOR (Barisan Oposisi Rakyat).
Akibat disegel massa, sejumlah anggota DPRD dan karyawan Sekretariat DPRD Indramayu yang akan masuk kerja Rabu (18/1) sempat menemui kesulitan memasuki pintu gerbang gedung wakil rakyat itu karena dijaga ratusan pengunjuk rasa.
Lantaran pintu gerbang Gedung DPRD Indramayu dijaga ketat massa, anggota termasuk karyawan-karyawati Sekretariat DPRD Indramayu terpaksa memarkir kendaraan di tepi jalan. Mereka secara sembunyi-sembunyi berjalan kaki menyelinap masuk ke kantor itu lewat pintu darurat di belakang gedung DPRD Indramayu.
Pengunjuk rasa mendirikan tenda untuk tempat berteduh selama beraksi. Mereka juga membawa peralatan dapur seperti penggortengan besar, panci besar yang biasa dipergunakan saat pesta hajatan di kampung.
Aksi masa digelar karena mereka menolak kebijakan Perhutani KPH Indramayu yang menanam pohon jabon dan tanaman keras lainnya. Pengunjuk rasa dikhawatirkan, kawasan hutan yang ditanami jabon dan tanaman keras lainnya itu tidak bisa ditanami padi.
Hal itu kata salah seorang pengunjuk arsa Rasa, 49 dinilai oleh para petani penggarap sebagai tindakan yang menghalangi warga sekitar kawasan hutan yang umumnya rakyat miskin dalam meningkatkan kesejahteraannya dengan bertanam padi disela-sela tanaman tumpangsari kayu putih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar